Senin, 30 Januari 2023

Menjalankan Perintah Agama itu Mulia

MENJALANKAN PERINTAH AGAMA ITU MULIA

Agama diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa itu hanya untuk manusia. Mengapa begitu? Karena manusia itu makluk Tuhan yang diberi kelebihan berupa akal fikiran, ini yang membedakannya dengan makluk lain, sehingga bisa menjalankan perintah dan menjauhi larangan agama.

Sementara makhluk yang lain seperti tumbuhan, hewan, air, udara, bulan bintang, bulan, matahari, angin, api, pelangi, gunung, lautan, semuanya tidak ada yang punya pikiran, 

Agar hidup manusia selaras, serasi dan seimbang

 Agama  itu berasal dari kata A yang artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi diturunkannya agama untuk manusia  oleh Tuhan Yang Maha Esa itu punya tujuan agar hidup manusia tidak kacau , atau dengan kata lain agar hidup manusia itu selaras, serasi dan seimbang. Selaras, serasi,seimbang  dalam hubungannya dengan Tuhan sebagai pencipta alam semesta ini,  maupun dengan selaras dengan alam semesta sebagai ciptaan Tuhan.

Hubungan manusia  dengan Tuhan (dalam agama Islam) sering disebut habluminalloh  maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia yang disebut hablumminannas. Sementara agama lain, seperti Kristen,  Katolik, Hindu, dan Budha mengajarkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan menurut  ajaran agamanya. Bahkan belakangan pemeluk Konghucu pun mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ajarannya menuju selaras serasi seimbang menurut ajarannya.

Menjalankan perintah agama dengan baik dan benar

Di Indonesia yang berdasarkan Pancasila dimana sila pertamanya berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, Negara menjamin kemerdekaan setiap warga ( termasuk kita) untuk menjalankan ajaran agama secara baik dan benar. Maka kita bisa melihat bagaimana rukunnya bangsa Indonesia ini yang walau berbeda agama tetapi bisa hidup berdampingan satu dengan lainnya.

Ini didasari kesadaran bahwa jika urusan agama menjadi hak tiap-tiap warga untuk memeluknya dan melaksanakan ajarannya. Tak ada paksaan dalam beragama. Semua diberi kebebasan  untuk beribadah menurut agamanya, bahkan itu dijamin dalam UUD ’45.  

Kita sebagai siswa kelas I SMP semester ganjil yang beraga Islam misalnya sebagai anak yang  sholeh/solekhah pasti selalu berusaha keras sekuat tenaga agar dalam hidup sehari-hari bisa menjalankan perannya secara baik dan seimbang antara habluminalloh dengan habluminannasnya. Jika keduanya bisa berjalan secara seimbang maka hidup ini akan menjadi nikmat, membahagiakan dan memuliakan martabat. Kok bisa begitu ? Uraian di bawah ini akan bisa menjelaskan jawabnya.

Dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sangat lengkap. Yang ditugaskan untuk mengelola dunia seisinya itu adalah manusia. Sementara Tuhan juga memberi manusia itu dua sifat dasar yakni sifat patuh kepada Tuhan dan sifat inkar pada Tuhan. Nah begitu banyaknya manusia maka berbeda-beda juga sifatnya, ada yang patuh pada Tuhan ada yang inkar .

Yang patuh pada Tuhan,  hatinya selalu dekat dengan Tuhan, selalu ingin menjalankan perintahnya, rindu membaca kitab sucinya, tak pernah merasa berat untuk beribadah. Misalnya bagi yang beragama Islam kalau waktunya mendengar adzan dikumandangkan, hatinya bergetar dan menghentikan bermain atau belajarnya kemudian mengambil air wudlu berpakaian rapi, pakai sarung atau celana panjang,  berbaju muslim pakai kopiah, pakai minyak wangi, menyisir rambut secara rapi terus berjalan menuju masjid untuk sholat jama’ah.

Sesampainya di masjid sholat  sunnah dua raka’at, sambil menunuggu sholat wajib, hatinya terus berdzikir dan saat sholat berjama’ah dilakukannya secara khusyu’ seolah-olah Tuhan ada di depannya sehingga rasa rindu ingin bertemu, takut kalau salah dan harapan untuk selalu ditolong, dilindungi dan dikabulkan do’anya, bercampur menjadi satu.

Jadi sholat itu terasa ni’mat sekali, nggak pakai rame atau guyon, apalagi main cubit kaki temannya, atau ketawa- ketiwi yang nggak ada arti, malah bisa menghinakan diri dihadapan Illahi. Kalau sholatnya tidak khusyu’ bisa mengganggu teman sebelahnya, sholatnya jadi tidak fokus. Padahal sholat itu sarana komunikasi antara kita denganNYA.

Kita tahu bahwa setiap gerak gerik jiwa dan raga kita direkam oleh CCTV-nya Tuhan yang menyertai kita, Jadi amat takut kalau sholatnya tak diterima oleh Tuhan. Hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa . Bagi anak yang patuh pada Tuhan , bayangan surga nanti di akhirat menjadi pemicu motivasi untuk terus menjalankan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA.

Sementara anak yang inkar atau tidak patuh pada Tuhan Yang Maha Esa,( yang dalam agama Islam  Tuhan  itu disebut Alloh, swt), tidak pernah mau sholat, apalagi membaca kitab suci, mempelajari dan mengamalkan nya, menyentuh pun mungkin tidak mau dan tak tertarik. . Juga tidak mau puasa Romadlon. Baginya Agama dianggap tak penting, yang penting senang-senang, menuruti kemauan, tak menghiraukan perintahNYA.

Anak seperti ini mungkin belum begitu mengerti bahwa hidup itu ada tugas tertentu yakni mengabdi kepada Tuhan dan Tuhan itu adil , maha sayang, maha pemurah maha pengasih. Jika kita menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya kita disebut sebagai orang yang bertaqwa, di dunia akan mendapat kebahagiaan dan kemuliaan, dan nanti di akherat setelah mati akan dimasukkan surgaNYA. Sementara yang tetap inkar sampai akhir hayatnya tak mau menjalankan perintah , larangnya dilanggar maka hidupnya di dunia menjadi hina, tak bahagia, dan nanti di akherat masuk neraka mendapat siksa .

Jalankan  Perintah Jauhi LaranganNYA

Setiap agama ada perintah dan larangan. Di Islam  misalnya perintahNYA sudah jelas dan laranganNYA pun sudah jelas. Semua ada dalam kitab suci. Dalam pelaksanaanya ada  kategori hukumnya  wajib, sunah , mubah, makruh dan  kharam. (Lebih jelasnya pelajari buku agamamu).  Contoh perintah bagi umat Islam misalnya yang ada pada rukun Islam yaitu, syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji( bagi yang mampu).

Syahadat, sholat dan puasa itu masuk kategori habluminnalloh, karena murni hubungan kita dengan Alloh. Apakah hati kita benar-benar syahadat, atau cuma pura-pura walaupun lisan kita telah mengucapkannya, hanya antara kita dengan Alloh yang tahu.

Demikian juga apakah jiwa/hati/batin kita juga sholat sewaktu badan kita bergerak sholat sesuai ketentuan, hanya antyara kita denganAlloh yang tahu.

Apakah kalau tidak ada orang kita tetap puasa atau tidak , apakah kita puasa itu karena menjalankan perintahNYA  semata dan mengharap ampunan dan pahala  dariNYA, atau hanya bohong-bohongan, hanya antara kita denganNYA yang tahu ( lain soal kalau kita member tahu teman kalau kita puasa bohong-bohongan ).

Sementara zakat dan haji tergolong habluminalloh yang bercampur dengan  habluminnas, karena zakat itu memeberi kepada yang berhak menerima oleh pemberi yang wajib mengeluarkannya Niat zakat itu untuk mensucikan diri, nah niat itu ditujukan kepada Alloh , sementara manfaat zakat untuk sesama manusia.

Sedangkan haji disamping berhubungan dengan Alloh dalam niat, wukuf,  towaf dan sya’i, juga ada yang berhubungan dengan manusia yakni dalam kewajiban membayar dam, berupa sembelihan seekor domba yang dagingnya dibagikan kepada yang berhak menerima.

Demikian juga  di luar itu, masih ada perintah lain misalnya   diperintah untuk tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa seperti  mengajari membaca kitab suci, memberi bagi yang kekuraangan, menengok teman yang sakit, belajar ilmu dunia dan ilmu akhirat, berbakti kepada Ibu Bapak, menyumbang anak yatim, membersihkan rumah dan kelas, dan sebagainya.

Sementara laranganNYA seperti mencuri, memfitnah, mengadu domba, minum minuman yang memabukkan, memakan bangkai dan darah, riba dalam jual beli, korupsi, inkar janji, berkata/ berbicata kotor (misuh: jw), mencela, membicarakan aib orang lain, berburuk sangka, putus asa,  hingga membunuh tanpa ada alas an yang dibolehkan oleh agama .

Jika kita bisa menjalankan perintah  dan menjauhi larangaNYA dengan tulus ikhlas sesuai dengan kaidah agama kita maka kita akan mendapat kebahagian, pahala dan di hadapanNYa akan digolongkan menjadi hambaNYA yang taqwa yang mulia di dunia di akherat masuk surga, Namun jika sebaliknya melanggar larangNYA dan tidak menjalankan  perintahNYA  maka  diancam dengan nerakaNYA.

Sekarang pilih yang mana kita? So pasti kita pilih surge bukan? Yuk kita laksanakan semua perintahNYA jauhi laranganNYA sekuat tenaga kita, semoga kita selalu dalam lindungan, ridlo dan petunjukNYA. AGAR KITA MENDAPAT NIKMAT, BAHAGIA, MULIA DUNIA AKHERAT.